Al-Ashma
'i radhiallahu-anhu bercerita;
Sekali
peristiwa, bila saya mengikuti suatu rombongan pergi ke Mekkah untuk naik
Haji, dengan mengenderai unta di tengah-tengah padang pasir, tiba-tiba muncullah
seekor singa yang sangat besar menghadang jalan kami. Rombongan haji itu
terpaksa berhenti secara spontan, tidak berani meneruskan perjalanan
lagi. Orang-orang dalam rombongan itu semuanya kelam-kabut dan kecoh
kerana takut kepada singa itu.
Saya
pun memanggil pengawal kami untuk mengusir binatang itu, namun tidak
berhasil, justeru pengawal itu pun takut kepada singa itu.
"Tidak
adakah di antara kamu sekelian seorang yang berani mengusir singa ini dari
menghalang perjalanan kita?"tanyaku kepada pengawal itu.
Tiba-tiba
aku kedengaran suatu suara yang menjawab, katanya:
"Jika
engkau maksudkan dia itu seorang laki-laki, maka memang kami rasa tidak
ada seorang yang berani di antara kami."
Kemudiaan sambungnya lagi: "Tapi aku kenal diantara kami ini
ada seorang wanita yang mungkin dapat mengusir binatang itu tanpa pedang atau
apa-apa senjata pun. Dia ada bersama-sama kita di dalam rombongan
ini!" kata orang itu.
"Di
manakah dia wanita itu?" tanyaku bingung.
"Dia
di dalam tandunya."
Saya
pun segera pergi mendapatkan wanita itu di dalam tandunya, seraya
memanggil:
"Ibu!
Kalau tidak keberatan, cuba turunlah dari tandumu ini,
dan tolonglah kami yang dalam rombongan. Ada seekor singa di hadapan kami menghalangi
perjalanan kami!"
"Takutkah
kamu sekelian dengan singa itu, sedang kamu semua orang laki-laki,
dan sekarang kamu datang meminta pertolongan seorang wanita pula,"
sindir wanita itu.
Kami
sekelian terpinga-pinga tak tahu apa yang hendak kami jawab, selain
mengaku akan kebenaran kata-kata wanita itu.
"Ya,
memang kami sekalian takut terhadap binatang buas itu. Kami juga tidak
tahu cara-cara menghalaunya. Mungkin Ibu seorang sajalah yang dapat
menghalaunya."
"Baiklah,"
jawabnya. "Tapi aku ni seorang wanita. Apakah kamu
sekelian senang jika aku dilihat oleh singa itu, padahal dia tu singa
jantan sedangkan aku ini seorang wanita?!"
Kami
tidak tahu apa yang hendak dijawab lagi. Mujur ia menyambung lagi:
"Katakanlah
kepada singa itu: Ibu Fatimah menyampaikan salamnya, dan dia
bersumpah dengan Zat yang tidak pernah disentuhi mengantuk, menyingkirlah
kau dari menghalang perjalanan rombongan ini!"
Berkata
Al-Ashma 'i lagi menyambung ceritanya:
"Demi
Allah, belum sempat habis ucapan wanita itu, melainkan singa itu
telah meminggir pergi dari jalan itu, dan lari menghilangkan diri."
Ini
tiada syak lagi menunjukkan bahawa wanita itu diantara orang-orang
Sholehah, yang benar-benar telah mengenali Allah dengan sepenuh
makrifat. Moga-moga Allah memberikan kita manfaat dari cerita yang kita
dengar ini, Amin!
wallahu'alam..